-->Cinta Berpijak pada Perasaan Sekaligus Akal Sehat
Rasanya gak mudah memahami judul tersebut, apalagi harus menjeneralisir semua cinta yang manusia ingin wujudkan, pada apa yang ada dalam kehidupannya, seringkali yang timbul dari hal itu adalah, justru menciptakan miskonsepsi.
Miskonsepsi yang pertataa adalah yang kemudian ditentang oleh seorang ilmuwan "Bowman", dan dia mengatakan bahwa manusia jatuh cinta, hanya dengan menggunakan perasaan belaka.
Maka konsepsi itu bisa saja kita sebut sebagai Betul, kita memang seringkali jatuh cinta dengan hati, karena seringkali cinta yang beginian selalu lahir, dari sebuah awal pandangan mata, yang kemudian dicerna oleh hati, dan membuat perasaan aneh/lain. Namun demikian apa yang sebenarnya terjadi, ya memang seperti itulah.
Tapi agar tidak menimbulkan kekacauan di kemudian hari, mestinya kita juga diharapkan menggunakan logika penalaran dan juga menggunakan akal sehat. karena jika tidak, tentu berabe akibatnya, bayangkan jika kita kemudian jatuh Cinta begitu saja, tanpa sebuah perasaan, atau sekoyong-konyong cinta, maka semua orang yang menyaksikan, atau melihatnya, tentu akan mentertawakan kita. Jatuh Cinta Mendadak itu namanya, sekaratlah kemudian.
oleh karenanya jika jatuh cinta seperti itu, maka saya katakan itu adalah sebuah kebohongan besar terhadap publik.
Karena Cinta, adalah mutasi antara pandangan dan perasaan, dengan dipengaruhi tradisi, kebiasaan, standar, gagasan, dan berbagai pertimbangan ideal.
Jadi saat jatuh cinta, paling tidak kita dapat dimintai pertanggunganjawabnya atas perasaan tersebut. Bila perbuatan-perbuatan impulsive berakibat buruk suatu ketika nanti.
Maka yang terjadi adalah kehilangan perspektif jatuh cinta, yang sebenarnya, maka sebaiknya Cinta yang berpihak/berpikan pada Perasaan Sekaligus Akal Sehat, akan memberikan gambaran-gembaran positif, dan tentu tidak akan menimbulkan sinyal kebodohan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar